Dakwah dan Tabligh

Allah Subhana Wa Ta`ala berfirman yang artinya :

1.
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (Q.s. Yunus: 25).
Keterangan
Allah menyeru manusia kepada surga yang dijanjikan-Nya di akherat, dan di jalan yang bermartabat dan terhormat dalam kehidupan di dunia ini.

2.
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah (sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.s. Al-Jumu’ah: 2).
Keterangan
Membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka. Makna membacakan di sini ialah memberi mereka peringatan dengan ayat-ayat tersebut, mengajak mereka mengamalkannya, dan mendorong mereka untuk beriman kepadanya. (Tafsir Al-Kabir).
Mensucikan mereka adalah memperbaiki mereka, yakni mengajak mereka untuk mengikuti apa yang akan menjadikan mereka orang-orang yang cerdas dan bertaqwa.
Al-hikmah adalah makna-makna yang terkandung di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. (Tafsir Kabir).

3.
“Dan andaikata Kami menghendaki, benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (Rasul). Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengannya dengan jihad yang besar.” (Q.s. Al-Furqaan: 51-52).
Keterangan
Dan andaikata Kami menghendaki, benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan. Yakni, “Yang menakuti (akan adzab Allah) penduduk negeri tersebut. Akan tetapi Kami mengutusmu ke seluruh negeri supaya pahalamu bertambah besar.” (Tafsir Jalalain).
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir. Yakni, “Mengenai perkara yang mereka ajakkan kepadamu, yaitu mengikuti sesembahan mereka. Akan tetapi bersungguh-sungguhlah dan tetaplah di negeri tersebut.” (Fathul-Qadir, Asy-Syaukani).
Dan berjihadlah terhadap mereka dengannya dengan jihad yang besar. Yaitu dengan Al-Qur’an, dengan membaca semua kandungannya yang berupa larangan, nasihat, dan peringatan tentang umat-umat terdahulu yang mendustakan. Sesungguhnya da’wah kepada tiap orang di seluruh alam dengan cara yang disebutkan merupakan jihad yang besar yang tidak bisa dinilai harganya baik secara kuantitatif maupun kualitatif. (Tafsir Abu Su’ud).

4.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (Q.s. An-Nahl: 125).

5.
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.s. Adz-Dzaariyaat: 55).

6.
 “Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah.” (Q.S. Al-Muddatstsir: 1-3).

7.
 “Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.” (Q.S. Asy-Syu’ara’: 3).

8.
 “Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.” (Q.S. At-Taubah: 128).

Keterangan
Berat terasa olehnya penderitaan kalian. Yakni, “Penderitaan kalian sangat terasa berat baginya, demikian pula kesulitan-kesulitan yang kalian hadapi.” (Tafsir Baidhawi dan Tafsir Jalalain).

9
 “Fir’aun bertanya: ‘Siapa Tuhan semesta alam itu?’ Musa menjawab: ‘Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya. (Itulah Tuhan kalian), jika kamu sekalian mempercayai-Nya.’ Fir’aun berkata kepada orang-orang sekelilingnya: ‘Apakah kalian tidak mendengarkan?’ Musa berkata (pula): ‘Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu.’ Fir’aun berkata: ‘Sesungguhnya Rasul kalian yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila.’ Musa berkata: ‘Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhan kalian) jika kalian mempergunakan akal.’” (Q.S. Asy-Syu’ara’: 23-28).

10
 “Fir’aun berkata: ‘Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?’ Musa berkata: 'Tuhan kami ialah (Tuhan) Yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.’ Fir’aun berkata: ‘Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?’ Musa menjawab: ‘Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; Yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagi kalian di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan.’ Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (Q.S. Thaahaa: 49-53).
Keterangan
Kemudian memberinya petunjuk. Yakni Dia memberitahukan kepadanya bagaimana memanfaatkan apa yang telah diberikan dan bagaimana mengusahakannya untuk kelangsungan hidupnya dan kesempurnaannya. (Tafsir Baidhawi).

11
 “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya), ‘Keluarkan kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka hari-hari Allah.’ Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasan Allah) bagi setiap orang yang penyabar dan banyak bersyukur.” (Q.S. Ibrahim: 5).

12
 “Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepada kalian dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagi kalian.” (Q.S. Al-A’raaf: 68).

13
 “Orang yang beriman itu berkata: “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab. Hai kaumku, bagaimanakah kalian, aku menyeru kalian kepada keselamatan, tetapi kalian menyeru aku ke neraka? (Kenapa) kalian menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kalian (beriman) kepada Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun? Sudah pasti bahwa apa yang kalian seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kalian. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.” (Ghofir: 38-45).

14
 “(Luqman berkata): ‘Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).’” (Q.S. Luqman: 17).
  
15
 “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, ‘Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengadzab mereka dengan adzab yang amat keras?’ Mereka menjawab, Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu dan supaya mereka bertaqwa.’ Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zhalim siksaan yang keras, karena mereka selalu berbuat fasik.” (Q.S. Al-A’raaf: 164-165).
Keterangan
Mereka menjawab, Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu. Maksudnya, “Nasihat kami merupakan penyempurnaan alasan kepada Allah sehingga kami tidak akan dikatakan lalai dari mencegah kemungkaran.” (Tafsir Baidhawi).

16
 “Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kalian, orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang dari (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zhalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan Tuhan kalian sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Hud: 116-117).
Keterangan
Orang-orang yang mempunyai keutamaan (ulu baqiyyah) adalah orang-orang utama, beragama, dan shalih, yang hanya tinggal tersisa sedikit di tengah-tengah umat yang sesat dan rusak; Umat yang telah dikuasai kesesatan dan kerusakan. Namun masih ada orang shalih yang masih tersisa, yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.
Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa manusia selalu dalam kebaikan jika di antara mereka masih ada orang-orang yang mempunyai keutamaan dan kebaikan, yang menyuruh manusia untuk berbuat kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. (Aisarut-Tafasir).

17
 “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr: 1-3).

18
 “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran: 110).
  
19
“Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah/ argumentasi yang nyata.’” (Q.S. Yusuf: 108).

20
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Q.S. At-Taubah: 71).

21
 “Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Q.S. Al-Maa-idah: 2).

22
 “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’? Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Q.S. Fushshilat: 33-35).

23
 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(Q.S. At-Tahrim: 6).

24
 “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allahlah kembali segala urusan.” (Q.S. Al-Hajj: 41).

25
. “Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kalian dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tua kalian, Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian semua menjadi saksi atas segenap manusia.” (Q.S. Al-Hajj: 78).
Keterangan
Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. Yakni dengan memudahkannya pada saat-saat terpaksa seperti shalat qashar, tayammum, memakan bangkai, dan tidak berpuasa bagi orang yang sakit dan di dalam perjalanan. (Tafsir Jalalain).
Supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian semua menjadi saksi atas segenap manusia. Yakni, “Kami jadikan kalian sebagai umat penengah, adil, terbaik, diterima pula kesaksian kalian di hadapan seluruh umat, karena keadilan kalian. Dengan demikian kalian akan menjadi saksi bagi seluruh manusia. Karena seluruh umat pada hari kiamat akan mengakui kemuliaan dan keutamaan umat ini di atas umat yang lain. Karena itulah, persaksian umat ini terhadap umat-umat lain akan diterima pada hari Kiamat, yaitu bahwa para rasul telah menyampaikan risalah Tuhan mereka, dan Rasulullah saw. menjadi saksi bagi umat ini, bahwa dia telah menyampaikan risalah itu kepadanya.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Diambil dalam Kitab Muntakhab Ahadist